Gambar Sampul Biologi · i_Bab 9 Sistem Reproduksi Manusia
Biologi · i_Bab 9 Sistem Reproduksi Manusia
Eva Latifah Hanum dkk

23/08/2021 13:04:27

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Sistem Reproduksi Manusia

243

Sistem Reproduksi Manusia

Bab IX

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini, siswa dapat:

1.

mengindentifikasi struktur dan fungsi sistem reproduksi manusia;

2.

menjelaskan proses pembentukan sperma dan sel telur;

3.

menjelaskan proses ovulasi dan faktor-faktor yang memengaruhinya;

4.

menjelaskan peristiwa menstruasi pada wanita;

5.

mengidentifikasi proses fertilisasi, gestasi, dan persalinan;

6.

mendeksripsikan alat kontrasepsi;

7.

menjelaskan alasan pentingnya ASI bagi bayi;

8.

menjelaskan penyebab terjadinya kelainan/penyakit yang terkait sistem

reproduksi.

Sistem Reproduksi Manusia

243

Sumber

:

Biology for You,

Garreth Williams

244

Biologi Kelas XI SMA dan MA

PETA KONSEP

Sistem Reproduksi

Manusia

Alat Reproduksi

Laki-Laki

Fungsi Alat

Reproduksi

Laki-Laki

Sistem Reproduksi

Laki-Laki

meliputi

terdiri dari

terdiri dari

memiliki

memiliki

yaitu

yaitu

melakukan

menghasilkan

melakukan

menghasilkan

melakukan

melakukan

Sistem Reproduksi

Perempuan

Spermatogenesis

Testis

Epididimis

Vasdeferens

Vesikula seminalis

Penis

Alat Reproduksi

Perempuan

Ovarium

Tuba Falopi

Uterus

Serviks

Vagina

Sperma

Fungsi Alat

Reproduksi

Perempuan

Oogenesis

Sel Telur

Fertilisasi

Sistem Reproduksi Manusia

245

S

etiap makhluk hidup memiliki kecenderungan untuk melestarikan

dirinya. Kamu tentu tidak asing lagi dengan perilaku makhluk hidup yang

ada di sekitar kita pada saat mereka berupaya melakukan bagian dari proses

reproduksi. Kita tidak asing melihat tanaman pisang yang bertunas di sekitar

tanaman induk. Kita juga sering melihat ayam yang bertelur, mengerami telur,

kemudian telur menetas menjadi anak ayam, atau melihat ibu kita yang

mengandung, kemudian melahirkan seorang adik baru. Reproduksi ini terus

berkelanjutan dari generasi ke generasi. Dengan demikian, apabila tidak ada

hambatan, reproduksi ini akan menjadi suatu cara untuk mempertahankan

suatu spesies agar tetap eksis di muka bumi. Jumlah organisme yang mencapai

hampir dua juta spesies pada masa kini menunjukkan kekuatan reproduksi

dari generasi ke generasi. Tentu saja cara reproduksi berbagai kelompok

spesies tidak sama satu dengan yang lain.

Reproduksi tumbuhan sangat berbeda dengan reproduksi hewan dan

reproduksi manusia. Di antara kelompok tumbuhan juga ada perbedaan

cara reproduksi. Demikian halnya yang terjadi di antara kelompok-kelompok

hewan. Pada bab ini yang akan dijelaskan adalah reproduksi pada manusia.

A. Struktur, Fungsi, dan Proses Reproduksi

Manusia

Pada hewan tingkat tinggi, perkembangbiakan hanya terjadi secara

seksual (generatif) melalui pembuahan atau fertilisasi. Fertilisasi ada yang

berlangsung secara eksternal atau di luar tubuh, ada pula yang berlangsung

secara internal atau di dalam tubuh. Fertilisasi pada kelompok mamalia

berlangsung secara internal.

Manusia sebagai anggota kelompok mamalia, memiliki cara reproduksi

yang relatif sama dengan cara reproduksi anggota mamalia lainnya.

1 . Sistem Reproduksi pada Manusia

Sistem reproduksi pada manusia terdiri atas sistem reproduksi laki-

laki dan sistem reproduksi perempuan. Keduanya dibangun oleh alat-alat

reproduksi.

a. Alat Reproduksi pada Laki-Laki

Alat reproduksi utama pada laki-laki adalah dua buah testis, yang terletak

di luar rongga perut, dan terbungkus oleh kantung yang disebut skrotum.

Mengapa terletak di luar rongga perut? Hal ini berkaitan dengan temperatur

246

Biologi Kelas XI SMA dan MA

optimal yang dibutuhkan testis pada saat terjadinya proses pembentukan sel

kelamin (sperma). Pada saat testis menghasilkan sperma, temperatur yang

dibutuhkan, yaitu 2

r

C di bawah temperatur normal tubuh (37

r

C). Struktur

alat reproduksi laki-laki dapat dilihat pada Gambar 9.1.

Gambar 9.1

Struktur alat

reproduksi laki-laki

Sumber:

Biology jilid 3

, Campbell

Dilihat dari depan

Dilihat dari samping

kantung kemih

vesikula seminalis

kelenjar cowpery

uretra

epididimis

kelenjar prostat

vas deferens

skrotum

epididimis

testis

penis

ureter

rektum

vesikula seminalis

kelenjar cowpery

kelenjar prostat

epididimis

testis

skrotum

penis

uretra

vas deferens

tulang kemaluan

kantung kemih

Produksi dan transpor sperma adalah sebagai berikut.

1)

Saluran seminiferus merupakan sebagian besar jaringan pada testis. Ada

sekitar 100 saluran.

2)

Epitel pada dinding saluran seminiferus terdiri atas satu lapis sel epitel

lembaga dan sekitar enam lapisan sel yang berkembang dari sel tersebut

dalam pembentukan sperma.

3)

Sel-sel leydig di sekeliling tubulus seminiferus, disebut juga sel-sel inter-

stitial yang menghasilkan testosteron, suatu hormon laki-laki.

4)

Di antara sel-sel yang sedang membelah terdapat sel sertoli sebagai sel

pemberi nutrisi pada sperma. Perhatikan Gambar 9.2.

Sistem Reproduksi Manusia

247

Sperma matang dari tubulus

seminiferus langsung masuk ke

saluran epididimis. Saluran epididimis

mencapai panjang 6 meter. Epididimis

melekat di bagian luar testis. Di

dalam epididimis sperma disimpan

sementara sebelum disalurkan ke vas

deferens. Di saluran epididimis sper-

ma diberi zat-zat sumber makanan.

Dari epididimis, sperma ber-

gerak ke vas deferens yang letaknya

di ronga perut. Vas deferens mene-

rima sekret berupa cairan nutrisi dari

vesicula seminalis, kelenjar prostat,

dan kelenjar cowpery. Cairan nutrisi

merupakan cairan yang terbanyak

disekresi dari kelenjar prostat. Cairan

yang berisi nutrisi dan zat penguat

daya tahan sperma bersama sperma

disebut semen (mani). Mani berupa

cairan yang berfungsi pula sebagai

medium renang bagi sperma, mulai

dari vas deferens ke saluran ejaku-

latori di dalam penis, sampai ke

dalam vagina (apabila terjadi kopu-

lasi). Vas deferens bergabung dengan

saluran kencing (uretra) yang berasal

dari kantung kencing, kemudian

menjadi satu dalam penis.

b. Alat Reproduksi pada Wanita

Alat reproduksi pada wanita meliputi beberapa bagian, seperti tampak

pada Gambar 9.3 berikut.

1)

Ovarium, ada sepasang, berukuran kecil, panjang masing-masing 3 cm,

dan terletak di daerah panggul di rongga perut. Letak ovarium berdekatan

dengan infundibulum.

2)

Tuba falopi berbentuk saluran, diawali dengan struktur berbentuk corong

berjari yang disebut infudibulum. Bagian dalam (lumen) dari tuba falopi

dilapisi sel-sel epitel bersilia untuk mendorong ovum bergerak ke dalam

tuba falopi ketika terjadi ovulasi.

Gambar 9.2

Potongan melintang tubulus

seminiferus memperlihatkan adanya sel

sertoli. Di dalam sel sertoli ada sel sper-

matogonium yang mengalami pembelahan

menjadi spermatosit

p

spermatid

p

spermatozoa

Sumber:

Biology

, Barrett

spermatozoa

spermatid

spermatosit

sekunder

sel

spermatogonium

sel

leydig

sel

sertoli

248

Biologi Kelas XI SMA dan MA

3)

Uterus (rahim), berbentuk buah pir, dindingnya tebal dan berotot. Uterus

berhubungan dengan dua saluran falopi. Jika di dalam tuba falopi terjadi

pembuahan dan terbentuk zigot, zigot akan didorong menuju uterus,

dan tiba di uterus dalam bentuk gastrula akhir untuk kemudian

mengalami implantasi dan berkembang menjadi bayi. Rongga uterus

dilapisi jaringan epitel yang mengandung banyak pembuluh darah.

Lapisan ini dinamakan endometrium.

4)

Cervix (leher rahim). Bagian belakang dari uterus yang berhubungan

dengan vagina.

5)

Vagina merupakan saluran yang menghubungkan uterus dengan lubang

vagina di sebelah luar. Bagian ini adalah alat kopulasi perempuan, dikenal

pula sebagai saluran kelahiran bayi. Pada gadis remaja, lubang vaginanya

sebagian tertutup oleh lipatan lunak selaput lendir yang dikenal dengan

nama hymen. Hymen mudah sobek oleh tusukan jari, kegiatan olahraga,

hubungan seksual.

6)

Vulva merupakan ujung vagina yang menghadap ke luar. Vulva terdiri

atas labia minora, labia mayora, dan klitoris. Klitoris homolog dengan

penis pada laki-laki.

Gambar 9.3

Sistem reproduksi pada wanita

Sumber:

Biology jilid 3

, Campbell

2. Proses Pembentukan Sel Kelamin

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa sperma dihasilkan dalam

testis, sedangkan ovum dihasilkan dalam ovarium. Spermatogenesis dan

oogenesis tersebut berlangsung melalui proses meiosis. Pada proses meiosis

ini terjadi proses pembelahan sel dan pengurangan

1

2

set kromosom dari 2n

(diploid) menjadi 1n (haploid).

tulang kemaluan

kantung kemih

oviduk

vagina

uretra

cervix

ovarium

tuba falopi

uterus

vulva

Sistem Reproduksi Manusia

249

a. Spermatogenesis

Spermatogenesis berlangsung di dalam testis, tepatnya di dalam tubu-

lus seminiferus. Prosesnya, di dalam sel sertoli terdapat sel-sel induk yang

disebut spermatogonium. Sel-sel ini berkembang menjadi spermatosit primer.

Spermatosit primer membelah menjadi dua sel spermatosit sekunder. Jumlah

kromosom dalam spermatosit sekunder telah berkurang menjadi

1

2

set (n).

Setiap spermatosit sekunder melakukan pembelahan lagi tanpa

pengurangan jumlah kromosom, masing-masing menjadi dua sel yang

disebut

spermatid

. Kepala spermatid masuk (menancap) pada sel sertoli untuk

menerima materi vital untuk pematangan sperma. Spermatid mengalami

modifikasi bentuk menjadi sel sperma (spermatozoa). Spermatozoa terdiri

atas kepala berinti dan ekor (perhatikan Gambar 9.4).

Gambar 9.4

Spermatogenesis

(a) Irisan membujur testis (b) Irisan membujur tubulus seminiferus (c) Spermatogenesis

yang berlangsung dalam testis (d) Diagram spermatogenesis

b. Oogenesis

Dari kira-kira 2 juta oosit pada dua ovarium hanya 400 buah yang akan

menjadi folikel matang. Folikel matang berupa kantung kecil dengan dinding

sel-sel epitel di dalam berisi satu sel telur. Folikel menghasilkan hormon es-

trogen. Tiap bulan dilepas satu ovum dari sebuah folikel mulai dari seorang

wanita mengalami puber sampai menopause. Setiap ovarium menghasilkan

sekitar 20.000 folikel matang. Sekitar 400.000 dari dua ovarium dapat

spermatogonium

spermatosit

primer

spermatosit

sekunder

spermatid

sel sperma

testis

spermatogonium

diploid

spermatosit primer

spermatosit sekunder

spermatid

sperma (haploid)

tubulus

seminiferus

meiosis pertama

meiosis kedua

(a)

(b)

(c)

(d)

sel sertori

Sumber:

Biology

, Barrett

250

Biologi Kelas XI SMA dan MA

mematangkan sel telur selama wanita melewati masa subur. Folikel lainnya

mengalami degenerasi. Oogenesis dan ovulasi terjadi sekali dalam sebulan,

bergiliran antara ovarium kiri dan ovarium kanan.

Coba kamu hitung, apabila seorang perempuan mulai mengalami ovulasi

pada usia 13 tahun, umur berapakah dia memasuki menopause (masa mati

kesuburannya)? Proses oogenesis hampir sama dengan proses spermatoge-

nesis. Tahapnya dapat kita lihat pada Gambar 9.5 sebagai berikut.

Di dalam ovarium terdapat sel-sel induk yang disebut oogonium. Oogo-

nium berkembang menjadi

oosit primer.

Oosit primer mengalami pembelahan

secara meiosis menjadi 2 sel baru yang disebut

oosit sekunder

. Akan tetapi,

ukuran kedua sel baru ini tidak sama, yang berukuran besar tetap oosit

sekunder, yang berukuran kecil disebut polosit primer atau badan kutub I.

Selanjutnya oosit sekunder dan polosit I yang sudah haploid mengalami

pembelahan sekali lagi, masing-masing menjadi dua sel baru. Oosit sekunder

menjadi ootid (n) dan polosit II, sedangkan polosit primer menjadi 2 polosit

II. Lihatlah pada Gambar 9.5b, ootid berukuran paling besar.

Dari keempat buah sel baru tersebut, hanya ootid yang berkembang

menjadi ovum dan fungsional. Tiga sel kutub atau polosit mengalami

degenerasi. Perlu diketahui bahwa sejak bayi perempuan masih berada di

dalam kandungan, ovariumnya telah aktif memulai oogenesis sampai tahap

metafase II. Setelah itu inaktif sampai perempuan mencapai pertumbuhan

yang siap untuk mengalami menstruasi dan menjadi ibu secara biologis.

Gambar 9.5

Oogenesis dan ovulasi

Sumber:

The Nature of Liffe

, John Hopshon

ovarium

corpus luteum

oosit primer

folikel primer

folikel de

Graft

oosit

sekunder

ovulasi

oogonium

meiosis

pertama

oosit primer

meiosis

kedua

badan polar I

badan polar II

ootid

oosit

sekunder

a.

Irisan ovarium yang

memperlihatkan perkembangan

folikel dan oosit

b.

Diagram proses oogenesis

Sistem Reproduksi Manusia

251

Pada perempuan yang beranjak remaja, pematangan sel telur dalam

folikel hanya melanjutkan tahap telofase II. Untuk memahami proses sper-

matogenesis dan oogenesis secara lebih mendalam, kamu dapat

mempelajarinya di kelas XII pada materi Hereditas.

3. Siklus Menstruasi

Daur menstruasi dapat dijelaskan dengan daur folikuler dan daur uterine

(uterus). Dalam pembahasan di sini daur menstruasi lebih mudah dipahami.

Daur uterine terdiri atas tiga fase dilihat dari perubahan struktur dan

fungsi endometrium. Endometrium adalah lapisan jaringan mukosa yang

mengandung kelenjar-kelenjar yang melapisi dinding uterus mamalia. Fase-

fasenya adalah sebagai berikut.

a. Fase menstruasi

Menstruasi adalah peluruhan jaringan epitel yang melapisi en-

dometrium, sebelum terjadi menstruasi didahului dengan cara

menyempitnya pembuluh-pembuluh darah arteriol pada dinding uterus.

Hal ini terjadi akibat sangat menurunnya kadar progesteron pada darah

yang disebabkan oleh menyusutnya ukuran korpus luteum sebagai

penghasil progesteron. Keadaan ini menyebabkan kematian dari jaringan

epitel. Kemudian pembuluh arteriol membesar kembali. Aliran darah

membesar dan darah keluar membanjiri jaringan yang mati sehingga

terjadi peluruhan yang disebut menstruasi.

b. Fase penyembuhan lapisan endometrium

Fase ini bersamaan dengan pematangan folikel (yang mengandung ovum).

Folikel menghasilkan estrogen yang menyebabkan terjadi penyembuhan

bekas menstruasi dan terjadi pembelahan sel-sel endometrium. En-

dometrium menebal seperti semula, lamanya kira-kira 8 sampai 9 hari.

Dari mulai menstruasi sampai berakhirnya fase kedua adalah 14 hari.

c. Fase sekresi

Fase ini dimulai setelah ovulasi, yaitu pecahnya folikel dan ovum dilepas

ke luar. Bekas folikel berubah menjadi korpus luteum yang menghasilkan

progesteron. Progesteron memacu sekresi lendir dari kelenjar-kelenjar

pada endometrium untuk menyiapkan penerimaan (implantasi) dari

ovarium yang dibuahi. Progesteron juga menjaga agar endometrium

tidak dapat lepas. Jika ovum tidak dibuahi, sel telur akan mengalami

autolisis (hancur) dalam saluran telur, korpus luteum masih berfungsi

10 – 14 hari setelah ovulasi. Daur menstruasi dimulai lagi. Untuk lebih

jelas amati Gambar 9.6.

252

Biologi Kelas XI SMA dan MA

Jika terjadi pembuahan, zigot membelah menjadi blastula (blastokist).

Blastula menempel pada dinding uterus (endometrium) 8 hari setelah ovulasi.

Sel-sel sebelah luar blastokist menyekresikan hormon gonadotropin karionik.

Peran hormon ini ialah untuk mempertahankan korpus luteum yang akan

menyekresikan hormon progesteron dan estrogen. Hal ini menyebabkan

pertumbuhan endometrium pada uterus. Setelah 4 bulan terjadi pertumbuhan

plasenta sempurna, korpus luteum mengalami degenerasi. Plasenta sekarang

menghasilkan progesteron dan estrogen untuk mempertahankan agar tidak

terjadi peluruhan endometrium. Progesteron dan estrogen akan tetap

dihasilkan sampai waktunya kelahiran bayi.

Pada rahim (uterus), saat itu endometrium telah menebal, siap menerima

embrio apabila terjadi fertilisasi. Jika tidak terjadi fertilisasi dan tidak ada

implantasi embrio pada endometrium, endometrium luruh, kemudian terjadi

menstruasi. Luruhnya endometrium disebabkan oleh semakin berkurangnya

kadar progesteron. Berkurangnya kadar progesteron disebabkan oleh

hancurnya korpus luteum yang selama beberapa hari sebelumnya

memproduksi progesteron.

4. Pembuahan atau Fertilisasi

Fertilisasi merupakan proses peleburan (fusi) antara sel telur (ovum) dan

sel sperma. Prosesnya terjadi di dalam saluran telur (tuba falopi). Hasil

fertilisasi, yaitu zigot berupa sebuah set dengan jumlah sel kromosom 2n

(diploid). Selanjutnya, pada saat bergerak ke arah rahim, zigot berkembang

Gambar 9.6

Siklus menstruasi

Sumber:

Essentialis of Biology,

Hopson

Hari

estrogen

progester

on

folikel

matang

ovulasi

korpus luteum

tumbuh

korpus luteum

hancur

menstruasi

menstruasi

endometrium

menebal

siap menerima

hancur

menstruasi

menstruasi

Sistem Reproduksi Manusia

253

menjadi

morula

dalam waktu empat hari. Pada saat itu morula segera

berkembang menjadi

blastula

. Perkembangan selanjutnya, sel-sel bagian

dalam blastula akan berkembang menjadi bakal janin (embrioblas), dan sel-

sel bagian luar blastula akan berkembang menjadi

trofoblas

.

Pada minggu kedua setelah pembuahan, blastula mengalami implantasi

(tertanam) dalam selaput lendir rahim (endometrium). Bagian trofoblas

terbenam lebih dalam, bersama endometrium akan berdiferensiasi menjadi

plasenta, organ berbentuk piring tempat terjadinya tukar-menukar zat antara

bayi dan ibunya.

Bagian embrioblas membentuk dua lapisan, yaitu lapisan luar

(ektodermis) dan lapisan dalam (endodermis). Bagian permukaan dari

lapisan ektodermis mengadakan pelekukan ke dalam (invaginasi)

membentuk lapisan tengah (mesodermis). Proses ini disebut gastrulasi,

terjadi pada minggu ketiga.

Perkembangan berikutnya, dari ketiga lapisan dasar terbentuk jaringan,

organ dan sistem tubuh. Hal ini terjadi mulai dari minggu keempat sampai

dengan kedelapan, periode ini disebut masa

organogenesis

.

Tabel 9.1

Organogenesis dari tiga lapisan dasar

Setelah masa organogenesis, dilanjutkan dengan masa janin yang dimulai

sejak usia kehamilan 9 minggu sampai dengan sesaat sebelum lahir (partus).

Masa janin ditandai dengan penyempurnaan jaringan-jaringan dan organ-

organ dalam serta pertumbuhan tubuh yang pesat. Masa kehamilan (gestasi)

dihitung dari pembuahan (fertilisasi) sampai dengan kelahiran (partus),

lamanya sekitar 226 hari atau 38 minggu atau 9 bulan 10 hari.

Lapisan Dasar

Organ-Organ yang Dibentuk

Susunan saraf, hidung, mata, epidermis, dan

kelenjar-kelenjar kulit.

Jaringan tulang, otot, jantung, pembuluh darah,

getah bening, ginjal, kelenjar kelamin, dan limpa.

Kelenjar gondok dan anak gondok, hati, pankreas,

dan epitel yang membatasi: kandung kemih,

uretra, saluran pencernaan, dan saluran

pernapasan.

Ektodermis

Mesodermis

Endodermis

Sumber:

Biology for You,

Gareth Williams

254

Biologi Kelas XI SMA dan MA

I N F O B I O L O G I

Fertilisasi in Vitro

Banyak pasangan suami istri yang sulit memperoleh anak. Hal ini

mungkin karena suami tidak dapat memproduksi sperma dalam jumlah

normal, atau istrinya memiliki tuba falopi yang tersumbat. Kedua masalah

ini menyebabkan terhambatnya pembuahan.

Fertilisasi in vitro dapat menolong kesulitan perolehan anak akibat

persoalan tersebut di atas. “In Vitro” artinya “Dalam gelas”. Cara ini

membantu pasangan suami istri untuk mengondisikan terjadinya

fertilisasi telur oleh sperma di luar tubuh. Cara ini dikenal sebagai

“membuat bayi tabung”. Caranya sebagai berikut:

1.

Wanita disuntik hormon pe-

rangsang Folikel (FSH =

Follicle

Stimulating Hormon

). Suntikan

hormon FSH menyebabkan

dihasilkannya sel telur.

Dokter membuat lubang di

dinding perut, dimasuki ta-

bung untuk menyedot sel telur

ke luar.

2.

Sel-sel telur diletakkan di

dalam cawan petri berisi larutan

yang mengandung nutrisi dan

oksigen.

3.

Air mani suami dicampurkan dengan sel telur. Beberapa hari

kemudian telur sudah dibuahi menjadi zigot. Dokter dapat mengamati

perkembangan zigot menjadi embrio dengan bantuan mikroskop.

4.

Dokter mengambil satu atau lebih embrio dan diletakkan dengan cara

implantasi ke dalam rahim ibu. Kemudian embrio akan berkembang

biasa menjadi bayi, seperti halnya kehamilan biasa.

Pada kesempatan fertilisasi in vitro, kadang-kadang terbentuk lebih

dari satu embrio. Kelebihan embrio disimpan dalam tabung, dan disimpan

di dalam lemari pendingin. Setiap saat pasangan suami istri pemiliknya

dapat mengembangkannya sebagai anak berikutnya.

air mani ayah

dicampur dengan

sel-sel telur

sel-sel telur yang masuk

dipindahkan dari ovarium

telur yang telah

dibuahi menjadi

embrio di dalam

rahim ibu

Sistem Reproduksi Manusia

255

5. Hormon yang Berperan dalam Masa Kehamilan

Kehamilan adalah proses berkembangnya embrio di dalam uterus setelah

terjadinya fertilisasi. Pada masa kehamilan ini terjadi perubahan kadar dan

kerja hormon.

a. Masa Kehamilan

Apabila terjadi implantasi embrio pada dinding rahim, embrio akan

mengeluarkan hormon HCG (

Human Chorionic Gonadotropin

) yang

mempertahankan kadar progesteron tetap tinggi supaya penebalan en-

dometrium terus berlanjut sampai menjadi plasenta. HCG bekerja selama 4

bulan pertama kehamilan. HCG ini sebenarnya yang mempertahankan

korpus luteum agar tidak hancur dan tetap memproduksi progesteron dan

estrogen. Setelah kehamilan 2 bulan, HCG tidak diproduksi sehingga korpus

luteum hancur. Akan tetapi, produksi progesteron dan estrogen selama

kehamilan diambil alih oleh plasenta.

Selama kehamilan, hormon progesteron berperan agar plasenta makin

menebal dan kokoh melekat pada permukaan uterus, sedangkan estrogen

berperan menghambat hipofise agar tidak menghasilkan hormon FSH dan

LH. Progesteron dan estrogen juga mendorong tumbuh dan berkembangnya

kelenjar susu untuk menghasilkan ASI. Progesteron juga mencegah uterus

untuk berkontraksi selama kehamilan sebelum mencapai waktu kelahiran.

b. Akhir Kehamilan (Masa Persalinan)

Pada akhir kehamilan, ovarium dan plasenta menghasilkan hormon

relaksin, agar sendi-sendi tulang panggul melonggar. Selain itu, hormon

progesteron dan estrogen semakin berkurang. Bayi itu sendiri mengeluarkan

ACTH (

Adreno Corticotropic Hormone

) dari hipofisenya, dan menyebabkan

adrenal bayi menghasilkan hormon kortikosteroid. Kortikosteroid masuk

ke dalam plasenta menyebabkan plasenta mengeluarkan hormon prostag-

landin. Prostaglandin merangsang uterus untuk berkontraksi, dan

menyebabkan timbulnya rasa sakit.

Selanjutnya, kepala bayi menekan leher rahim, menyebabkan munculnya

impuls ke otak ibunya. Hipotalamus ibu segera mengeluarkan hormon

oksitoksin, yang dialirkan ke hipofise bagian belakang. Hipofise segera

mengalirkan oksitoksin menuju uterus.

Hormon prostaglandin yang dihasilkan oleh plasenta oksitoksin

merangsang kontraksi otot rahim terus-menerus. Kontraksi ini mendorong

bayi menuju leher rahim. Plasenta mulai longgar akibat tidak adanya hormon

progesteron menjelang kelahiran bayi ini. Rangkaian kontraksi rahim

ditambah dengan tindakan mengejan ibu, mendorong bayi keluar, disusul

dengan keluarnya plasenta.

256

Biologi Kelas XI SMA dan MA

Pada satu hari sampai 3 hari pasca lahir, hormon progesteron menghilang,

karena plasenta sudah tidak ada. Hal ini merangsang produksi hormon

prolaktin dari hipofise bagian depan. Prolaktin merangsang kelenjar susu

untuk memproduksi ASI.

KEGIATAN 9.1

Berdasarkan informasi mengenai siklus menstruasi, buatlah tabel

tentang hormon-hormon beserta fungsinya pada saat ibu mengalami

kehamilan dan persalinan

!

c. Pemberian ASI (Air Susu Ibu)

Air susu ibu terbentuk secara alami melalui pengaruh hormon Prolaktin

pada masa akhir kehamilan. Produksi ASI disebut dengan laktasi, terjadi di

dalam kelenjar mamae di payudara. Selama kehamilan, estrogen dan

progesteron beraksi mengmbangkan sistem kelenjar mamae atau kelenjar susu

untuk menghasilkan ASI.

Beberapa hari pertama pasca melahirkan, kelenjar susu memproduksi

cairan yang kaya akan protein dan laktosa. Hormon prolaktin segera

diproduksi oleh kelenjar pituitari untuk menyintesis enzim pemacu produksi

ASI. Ketika bayi mengisap susu, pituitari melepas hormon oksitosin yang

akan merangsang kontraksi kelenjar susu agar ASI mengalir deras.

ASI yang dihasilkan minggu pertama setelah melahirkan mengandung

gizi yang tinggi dan kolostrum, suatu zat yang kaya akan antibiotik. Antibiotik

tersebut bermanfaat untuk mencegah infeksi bibit penyakit pada bayi. Bayi

akan segera membentuk antibodi sehingga tidak mudah terserang penyakit.

ASI yang kaya dengan nutrisi dan antibiotik ini disebut ASI eksklusif. ASI

eksklusif diperkirakan berlangsung sampai enam bulan. Itu sebabnya para

dokter sangat menganjurkan para ibu untuk memberikan ASI ekslusif mini-

mal 6 bulan dan maksimal 2 tahun. Selama dua tahun, semua kebutuhan

nutrisi bayi terkandung di dalam ASI. Selain memenuhi nutrisi, ASI juga

mengatur temperatur tubuh bayi agar normal.

6. Prinsip-Prinsip Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah dan konsepsi

yang berarti pembuahan. Secara sederhana kontrasepsi dapat diartikan

sebagai tindakan mencegah kehamilan. Berdasarkan waktu penggunaan alat

kontrasepsi dan teknik penggunaannya, kontrasepsi dibedakan atas dua

metode, yaitu permanen dan nonpermanen.

Sistem Reproduksi Manusia

257

a. Metode Kontrasepsi Permanen

Metode ini disebut juga kontrasepsi menetap, yaitu membuat kemampuan

untuk hamil sulit atau tidak dapat dikembalikan. Usaha kontrasepsinya

dilakukan dengan cara operasi baik pada wanita maupun pria. Pada wanita

dikenal dengan MOW (metode operasi wanita) disebut juga tubektomi. Pada

pria dikenal dengan MOP (metode operasi pria) disebut juga vasektomi.

b. Metode Kontrasepsi Nonpermanen

Metode ini disebut juga kontrasepsi tidak menetap, yaitu suatu metode

kontrasepsi yang tidak menutup kemungkinan untuk dapat hamil kembali.

Metode ini dilakukan dengan berbagai cara.

1)

Tanpa alat/obat, yaitu dengan

memperpanjang masa menyu-

sui, pantang berkala (sistem

kalender), atau dengan seng-

gama terputus (

coitus interrup-

tus

).

2)

Dengan menggunakan alat/

obat, misalnya menggunakan

pil, susuk, kondom, suntikan,

diafragma, tablet busa, dan

AKDR/IUD (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim/Intra Urine/De-

vice). Peralatan tersebut dapat

kamu lihat pada Gambar 9.7.

B. Kelainan pada Sistem Reproduksi

Sistem Reproduksi dapat mengalami kelainan dan penyakit. Beberapa

kelainan tersebut, di antaranya:

1.

Kemandulan

Dalam keadaan normal, seorang laki-laki yang mengalami ejakulasi

mengeluarkan cairan semen atau mani sebanyak 4 mililiter setiap kalinya.

Dalam 4 ml mani tersebut terkandung 120 juta ekor sperma. Jumlah ini

memiliki peluang untuk dapat membuahi sel telur.

Apabila kandungan sperma di bawah angka 120 juta dalam setiap

ejakulasi, sudah termasuk tidak subur atau kategori mandul. Bagi wanita,

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 9.7

a. Kondom b. Diagfragma dan

kontrasepsi yang berbentuk jeli

c. Tudung cerviks d. Beberapa macam IUD

258

Biologi Kelas XI SMA dan MA

kesuburan ditandai dengan matangnya satu buah sel telur sekali dalam

sebulan. Jika dalam perjalanan hidupnya tidak setiap bulan sel telur yang

siap dibuahi, wanita tersebut dikategorikan kurang subur atau mandul.

2.

Tidak mampu melakukan fertilisasi

Ketidakmampuan ini termasuk matinya sperma ketika memasuki tuba

falopii, berbeda waktu matangnya sel sperma dan sel telur.

3.

Testis kosong atau tidak memproduksi sperma.

4.

Ovarium kosong atau tidak ada sel telur.

5.

Dinding rahim atau endometrium tidak mampu melaksanakan

implantasi embrio sehingga terjadi keguguran atau abortus spontan.

Kelainan-kelainan ini dapat ditangani dengan cara-cara sebagai berikut:

1.

melakukan teknik bayi tabung

;

2.

meminjam rahim wanita sehat

;

3.

pengaturan waktu konsepsi

;

4.

pembuahan langsung dengan bantuan alat untuk memasukkan sperma

langsung ke dalam tuba falopii.

Rangkuman

1.

Reproduksi manusia dilakukan secara seksual, dengan alat-alat

reproduksi dan bantuan hormon-hormon.

2.

Alat reproduksi laki-laki meliputi testis, epididimis, vas deferens,

uretra, dan penis, dilengkapi dengan kelanjar vesikula seminalis,

kelenjar prostat, dan kelenjar cowpery.

3.

Pembentukan sel sperma terjadi di dalam tubulus seminiferus pada

testis, sedangkan cairan mani atau semen diproduksi secara padu

oleh ketiga kelenjar tadi.

4.

Alat reproduksi wanita meliputi ovarium, infundibulum, tuba

falopi, uterus (rahim), serviks (leher rahim), vagina dan vulva.

Pembentukan sel telur terjadi di ovarium, dan pembuahan terjadi

di tuba falopi. Jika terjadi pembuahan, embrio mengalami

implantasi dan berkembang di dalam uterus.

5.

Jika sel telur tidak dibuahi, terjadi menstruasi akibat adanya

aktivitas hormon estogen dan hormon progesteron.

Kata Kunci

epitel

fertilisasi

implantasi

oogenesis

ovarium

ovulasi

skrotum

spermatogenesis

testis

Sistem Reproduksi Manusia

259

Evaluasi Akhir Bab

A. Pilih jawaban yang paling tepat.

1.

Meiosis pada tubuh laki-laki terjadi di dalam . . . .

A. testis

D. folikel

B.

kelenjar prostat

E.

ovarium

C. tuba falopi

2.

Janin yang berkembang di rahim ibu akan memperoleh makanan yang

terdapat di . . . .

A. endometrium

D. tuba falopii

B.

uterus

E.

tali ari

C. plasenta

3.

Hampir seluruh wanita usia subur mengalami menstruasi. Arti

sebenarnya mensturasi, yaitu . . . .

A. rahim mengalami pendarahan

B.

folikel de graaf mengalami pemasakan

C. terbentuknya corpus luteum dalam rahim

D. menebalnya dinding rahim

E.

meluruhnya dinding rahim

4.

Seluruh kegiatan reproduksi manusia diatur oleh bagian otak yang

disebut . . . .

A. pituitari

D. talamus

B.

hipotalamus

E.

serebelum

C. hipofise

5.

Pada saat implantasi, . . . tertanam dalam lapisan endometrium.

A. zigot

D. blastokist

B.

gastrula

E.

embrio

C. morula

6.

Hormon yang berperan dalam pembentukan dan pematangan sperma-

tozoa dan ovum adalah . . .

A. FSH

B.

LH

C. Testoteron

D. Estrogen

E.

Oksitoksin

260

Biologi Kelas XI SMA dan MA

2

1

3

4

5

7.

Perhatikan gambar berikut ini

!

Tubektomi dilakukan terhadap organ

nomor . . . .

A. 3

B.

4

C. 5

D. 6

E.

9

8.

Perhatikan gambar berikut ini

!

Bagian nomor yang ditunjukkan

pada nomor 2 merupakan . . . .

A. tempat terjadinya kopulasi

B.

tempat terjadinya fertilisasi

C. tempat terjadinya ovulasi

D. tempat terjadinya implantasi

E.

tempat terjadinya ovum

9.

Kontraksi uterus pada saat bayi akan lahir dikendalikan oleh hormon . . .

A. progesteron dan prolaktin

B.

prostaglandin dan oksitosin

C. ACH dan kortikosteroid

D. Estrogen dan prolaktin

E.

Progesteron dan ekstrogen

10. Selama siklus menstruasi, . . . dan . . . disekresi oleh Korpus Luteum di

uterus agar terjadi kehamilan.

A. FSH dan LH

B. FSH dan testosteron

C. estrogen dan progesteron

D. estrogen dan LH

E. progesteron dan testosteron

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Sistem Reproduksi Manusia

261

11. Untuk menghilangkan keraguan terhadap penggunaan alat KB banyak

pasutri (pasangan suami istri) yang memilih program KB menetap atau

KB permanen. Salah satu caranya, yaitu . . . .

A. melaksanakan coitus interuptus

B.

melakukan tubektomi dan vasektomi

C. melaksanakan pantang berkala

D. menggunakan kondom

E.

menggunakan IUD

12. Produksi ASI dipengaruhi langsung oleh hormon . . . .

A. prolaktin

B.

oksitosin

C. estrogen

D. progesteron

E.

FSH

13. Umumnya, usia kandungan normal manusia adalah . . . .

A. 30 minggu

B.

32 minggu

C. 34 minggu

D. 36 minggu

E.

38 minggu

14.

Jika pasangan suami istri sulit memperoleh anak kandung karena

tuba falopii mengalami kegagalan pembuahan dapat ditolong dengan

cara . . . .

A. mengatur waktu konsepsi

B.

meningkatkan jumlah sperma

C. meningkatkan kesuburan ibu

D. melakukan pembuahan in vitro atau bayi tabung

E.

memasukkan sperma ke dalam tub falopii dengan alat jarum suntik

15. Sistem pencegahan kehamilan permanen pada pria dilakukan melalui

cara . . . .

A. vasektomi

B.

tubektomi

C. sterilisasi

D. penggunaan kondom

E.

sistem kalender

262

Biologi Kelas XI SMA dan MA

B. Jawab pertanyaan berikut ini dengan benar.

1.

Urutkan nama-nama alat reproduksi laki-laki mulai dari tubulus

seminiferus

!

2.

Apa yang akan dokter lakukan apabila seorang pasien menginginkan

kontrasepsi permanen?

3.

Apa peranan hormon ACTH yang dikeluarkan oleh bayi dalam

kandungan?

4.

Jelaskan, dari mana plasenta terbentuk

!

5.

Mengapa seorang perempuan subur dapat mengalami menstruasi?

6.

Sebutkan metode kontrasepsi nonpermanen.

7.

Jelaskan pentingnya ASI bagi bayi.

8.

Faktor apa saja yang secara alami kadang-kadang dapat menunda masa

subur wanita?

9.

Tuliskan nama tempat mematangkan sel telur.

10. Bagaimana kembar identik bisa terjadi?